Kamis, 16 Juni 2016

Cinta Tak Pernah Salah, Dimanapun Bertemu Itu Sah

Sekarang ngga lagi Hari Valentine kan?

Ya, tapi tidak apa-apa, sekarang waktunya #flashback. Karena semestinya memang setiap hari harus ada kasih sayang, saling menebar cinta. Cinta tak harus dengan pacar, dengan orang tua, saudara, dan mereka semua yang membutuhkan cinta.

Collage Photo ini dibuat ketika kami masih pacaran via #facebook . Ekstrem ya mendengarnya. Sempat dulu aku merasa malu ketika ditanya kenalnya dimana bla bla bla. Tapi, ketika kami bertemu dan #DIA selalu bilang dengan lantang, kami bertemu di sosmed. Wah, jadi merasa gemetar enak (berani banget, salut). Lihat, berapa panjang jarak tempuh kami berdua? Jauh ya?

Tidak ada salahnya berkenalan dengan orang yang jauh diujung dunia lewat sosmed. Toh, karena tekad dan cinta yang kuat, akhirnya bersama juga. Tidak juga sedang menyarankan untuk cari pacar lewat sosmed. Situasi sekarang sangat berbahaya, sedang marak pembunuhan, pemerkosaan, setelah diajak ketemuan. Tentu saja kita harus sangat berhati-hati memilih orang yang kenal di sosmed. Itu kuncinya. Cek dulu backgroundnya, bagaimana keluarganya, pekerjaannya, pendidikannya dan hal-hal penting untuk meyakinkan bahwa DIA adalah orang baik.

Kami berdua adalah #dreamer. Jadi, kami berusaha wujudkan mimpi ini. Dan sudah diwujudkan. Dulu, aku yang pertama mengirimkan pesan ke #DIA di facebook. Aku ingat ada satu page dari luar negeri yang membahas tentang backpacking. Sebenarnya aku sangat baru di dunia backpacking waktu itu. Dan aku punya mimpi mau punya pasangan yang tidak hanya senang-senang di kasur tapi juga di jalan😀 Maaf, bahasanya terlalu frontal. Kalau dibilang #BuleHunter, engga juga. Dan Tuhan memperkenalkan DIA padaku, dengan jawaban dari inbox pertamaku di fb DIA.

Banyak hal-hal berbeda dari kami yang selalu membuat kesalahpahaman. Ketika awal bertemu, itu sangat #shockculture. Bahasa Inggris kami yang masih acak adul, intonasi bicara kami yang berbeda, aku yang cool dan malu, dia yang hangat dan berani. Wah, semua berbeda. Jadi, kalau tidak kuat mental, tidak usah berani mencoba.

Hari demi hari berlalu, masalah demi masalah terlewati, canda tawa menghampiri, kekonyolan-kekonyolan kami yang sering membuat kami tertawa terbahak-bahak. Yah, itu semua yang selalu membuatku rindu. Kami saling mencintai, baik buruknya kami dan saling menerima apa adanya.

Hal yang paling menggelitik dalam hubungan ini adalah, ketika kami coba membuat suara gas. Ya, itu benar. Kami suka gas dimana-mana, itu membuat perut menjadi plong. Seperti inilah kami, pasangan yang apa adanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar